Tulungagung – BintangPatra.com – Dalam upaya mendorong kemandirian dan membentuk keterampilan hidup, Lapas Kelas IIB Tulungagung menyelenggarakan kegiatan pelatihan dan produksi konveksi yang melibatkan langsung warga binaan pemasyarakatan (WBP). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian Lapas Tulungagung.
Melalui proses menjahit yang penuh ketekunan, para WBP tidak hanya belajar teknik dasar menjahit dan menyusun pola, tetapi juga mengasah rasa percaya diri dan semangat untuk bangkit. Setiap jahitan yang mereka hasilkan menjadi simbol harapan baru, bahwa masa lalu tidak menentukan masa depan.
Dalam hal ini Ma’ruf Prasetyo Hadianto selaku Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Tulungagung mengungkapkan, “Kegiatan pembuatan celemek ini bukan sekadar pelatihan keterampilan, tetapi bagian dari proses pembinaan yang bermakna. Kami ingin para warga binaan menyadari bahwa setiap keterampilan yang mereka pelajari hari ini adalah bekal untuk hidup yang lebih baik di kemudian hari. Dengan tekun menjahit, mereka sedang merajut harapan dan membentuk masa depan yang lebih mandiri. Lapas bukan akhir, tapi awal dari perubahan. Kami akan terus mendukung program-program kemandirian seperti ini agar mereka siap kembali dan berkontribusi positif di tengah masyarakat.”
Dalam pembuatan pesanan celemek ini, Lapas Kelas IIB Tulungagung bekerjasama dengan Yayasan Gusti Maringi Mukti. Yayasan tersebut bergerak di bidang makan bergizi gratis yang diadakan oleh Pemerintah, dimana celemek itu akan dipakai oleh koki yang ada di dapur MBG. Perwakilan dari Yayasan Gusti Maringi Mukti mengungkapkan bahwa, “Kami sangat mengapresiasi hasil karya warga binaan Lapas Tulungagung, celemek-celemek yang kami terima bukan hanya produk fungsional, tetapi juga sarat makna dan nilai. Setiap jahitan mencerminkan semangat belajar, kerja keras, dan keinginan untuk berubah. Kami merasa senang dapat menjadi bagian dari proses pemberdayaan ini dan berharap sinergi antara yayasan dan Lapas dapat terus berlanjut untuk menciptakan dampak yang lebih luas bagi masyarakat”, pungkas Agung.
“Dengan terus konsisten melakukan program pembinaan kemandirian, warga binaan diharapakan dapat menciptakan produk unggulan dan memiliki tanggung jawab, serta semangat memperbaiki diri sebagai bekal mereka kembali ke masyarakat”, pungkas Ma’ruf.